Jumat, 30 Desember 2011

Manusia dan Kegelisahan


A.      Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir tidak tenang, tidak sabar, dan cemas.
Kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tenteram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi kecemasan. Karena itu dalam pengertian sehari-hari kegelisahan diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran, ataupun ketakutan.

Sigmund Freud seorang ahli psikoanalisa berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu :
1.      Kecemasan Kenyataan (Obyektif)
Ø  Suatu pengalaman perasaan sebagai pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar.
2.      Kecemasan Neorotis
Ø  Timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam, yakni :
·         Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan.
·         Bentuk ketakutan yang irasional (phobia).
·         Rasa takut lain karena gugup, gagap, dan sebagainya.
3.      Kecemasan Moril
Ø  Disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi yang kurang sehat yang membuat orang merasa khawatir, cemas, takut gelisah dan putus asa, yaitu antara lain :
·         Iri
·         Dengki
·         Marah
·         Gelisah
·         Cinta
·         Rasa kurang

B.      Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing sendiri berarti tidak dikenal, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil.
Keterasingan adalah bagian dari hidup manusia. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

C.      Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti sunyi atau lengang, atau tidak berteman. Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan.

D.     Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti yang artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian akibat dari pikiran yang tidak konsentrasi.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan tidak pasti, ialah :
·         Obsesi
·         Phobia
·         Kompulasi
·         Hysteria
·         Delusi
·         Halusinasi
·         Keadaan emosi

SUMBER : MODUL IBD. GUNADARMA

Manusia dan Harapan


A.      Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup.
Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan bergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan kepada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan YME.
Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan, yaitu keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.

Menurut Maslow sesuai dengan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu manusia mempunyai harapan. Hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia adalah :
·         Kelangsungan hidup
·         Keamanan
·         Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
·         Diakui lingkungan
·         Perwujudan cita-cita

B.      Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya yang artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.

Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya Filsafat Ilmu mengemukakan tiga teori tentang kebenaran, yaitu :
1.      Teori Koherensi
Ø  Suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2.      Teori Korespondensi
Ø  Teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi (berhubungan dengan) obyek yang dituju oleh pernyataan itu.
3.      Teori Pragmatis
Ø  Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayan itu dapat dibedakan atas :
·         Kepercayaan pada diri sendiri
·         Kepercayaan pada orang lain
·         Kepercayaan pada pemerintahan
·         Kepercayaan pada Tuhan


SUMBER : MODUL IBD. GUNADARMA

Selasa, 15 November 2011

Manusia dan Tanggung Jawab


A.      Pengertian Tanggungjawab
Tanggungjawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Bertanggung jawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggungjawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggungjawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggungjawab.

Tanggungjawab dapat dilihat dari dua sisi, yaitu :
·         Sisi pihak yang berbuat
·         Sisi kepentingan pihak lain

Tanggungjawab adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian pada pihak lain.

Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui :
·         Pendidikan
·         Penyuluhan
·         Keteladanan
·         Takwa terhadap Tuhan.

B.      Macam-Macam Tanggungjawab :
1.      Tanggungjawab terhadap diri sendiri
2.      Tanggungjawab terhadap keluarga
3.      Tanggungjawab terhadap masyarakat
4.      Tanggungjawab terhadap bangsa/negara
5.      Tanggungjawab terhadap Tuhan

C.      Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggungjawab berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.

Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.


Sumber : Modul IBD, Gunadarma

Manusia dan Pandangan Hidup


A.      Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup bersifat kodrati karena menentukan masa depan seseorang.

Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.      Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2.      Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu negara.
3.      Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Unsur-unsur dari pandangan hidup, yaitu :
1.      Cita-Cita
Cita-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Cita-cita dapat juga diartikan sebagai pandangan masa depan atau pandangan hidup yang akan datang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mencapai cita-citanya, yaitu :
·         Manusia yang memiliki cita-cita.
·         Kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya.
·         Seberapakah tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.

2.      Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan hukum Tuhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang adalah :
·         Faktor Pembawaan
·         Faktor Lingkungan
·         Faktor Pengalaman

3.      Usaha/Perjuangan
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.

4.      Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu :
·         Aliran Naturalisme
Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada. Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib atau kekuatan yang berasal dari Tuhan.

·         Aliran Intelektualisme
Aliran intelektualisme berdasarkan pada akal/logika manusia.

·         Aliran Gabungan
Aliran gabungan berdasarkan pada kekuatan gaib (kekuatan yang berasal dari Tuhan) dan juga akal.

5.      Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik, yaitu :
·         Mengenal
·         Mengerti
·         Menghayati
·         Meyakini
·         Mengabdi
·         Mengamankan


                   Sumber : Modul IBD, Gunadarma




Manusia dan Keadilan


A.      Pengertian Keadilan
Keadilan adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Atau dengan kata lain keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

Keadilan menurut para tokoh, seperti :
1. Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
2. Keadilan menurut Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
3. Keadilan menurut Socrates adalah keadilan akan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik.
4. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya.

B.      Macam-Macam Keadilan
1.      Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Pendapat ini disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal.
2.      Keadilan Distributive
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally).
3.      Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat.

C.      Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan, dan niat.

D.     Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak sama benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya atau orang tersebut sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Ditinjau dari hubungan dengan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu :
Ø  Aspek Ekonomi
Ø  Aspek Kebudayaan
Ø  Aspek Peradaban
Ø  Aspek Teknik

E.      Pemulihan Nama Baik
Nama baik adalah tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Yang dimaksud dengan tingkah laku atau perbuatan, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama, dan sebagainya. Pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya, bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak yang baik.

F.       Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa atau tingkah laku yang seimbang. Mempertahankan hak dan kewajiban adalah sebuah pembalasan.



Sumber : Modul IBD, Gunadarma 

Manusia dan Penderitaan


A.      Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita yang artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Kata derita sendiri berasal dari bahasa sansekerta dhra yang artinya menahan atau menanggung. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia bisa berupa penderitaan lahir, batin atau lahir dan batin. Suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.

B.      Macam-Macam Kasus Penderitaan
1.      Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang dapat menimbulkan penderitaan.
2.      Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Kekalutan mental itu sendiri adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala awal bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
Ø Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam, dan nyeri pada lambung.
Ø Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
Ø Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
Ø Usaha mempertahankan diri dengan cara negative.
Ø Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental adalah :
Ø Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
Ø Terjadinya konflik sosial budaya
Ø Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya ke arah yang positif dan negatif. Positif seperti trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebagai usaha agar tetap survey dalam hidup. Sedangkan negatif seperti trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
Ø  Agresi
Ø  Regresi
Ø  Fiksasi
Ø  Proyeksi
Ø  Identifikasi
Ø  Narsisme
Ø  Autisme
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
Ø  Kota-kota besar
Ø  Anak-anak muda usia
Ø  Wanita
Ø  Orang yang tidak beragama
Ø  Orang yang terlalu mengejar materi
Penderitaan manusia juga dapat diperinci sebagai berikut :
Ø  Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Ø  Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan.


Sumber : Modul IBD, Gunadarma


Minggu, 09 Oktober 2011

Manusia dan Keindahan

A. Pengertian Keindahan

Kata keindahan berasal dari kata indah, yang artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sbagainya. Keindahan bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal. 

Disamping itu terdapat juga perbedaan menurut luasnya pengertian, yaitu :

1. Keindahan dalam arti luas : 
meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan intelektual.

2. Keindahan dalam arti estetis murni : 
pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan sgala sesuatu yang diserapnya.

3. Keindahan dalam arti terbatas : 
menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.

B. Nilai Estetik

Teori umum tentang The Liang Gie menjelaskan bahwa keindahan dianggap sbagai jenis nilai seperti nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan dan sbagainya. Nilai yang berhubungan dengan sgala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.

Penggolongan yang penting, yaitu :

1. Nilai Ekstrinsik : 
sifat baik dari suatu benda sbagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory) yakni yang bersifat sbagai alat atau membantu.

2. Nilai Intrinsik : 
sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sbagai sesuatu tujuan, atau demi kepentingan itu sendiri.

C. Sebab manusia menciptakan keindahan, yakni :

1. Tata nilai yang telah usang
2. Kemerosotan zaman
3. Penderitaan manusia
4. Keagungan Tuhan

D. Renungan

Renungan berasal dari kata renung, artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori, antara lain :

1. Teori Pengungkapan

Dalil teori ini adalah bahwa “arts is an expresition of human feeling” (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952), beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan”. Seorang tokoh lainnya Leo Tolstoi, dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.

2. Teori Metafisik

Teori seni yang bercorak metafisik merupakan salah satu contoh teori tertua, yakni berasal dari Plato yang karyanya sbagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori peniruan (imitation teori).

3. Teori Psikologis

Berdasarkan psikoanalisis dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman.

4. Teori Permainan

Teori ini dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, seni adalah dorongan bathin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan.

5. Teori Penandaan (Signification Theory)

Dalam teori ini memandang seni sebagai lambang atau tanda dari perasaan manusia. 

Sumber : Modul IBD . Gunadarma

Manusia dan Cinta Kasih

A. Pengertian Cinta Kasih

Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada). Sedangkan kata kasih berarti perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sbagai perasaan sayang (suka) kepada seseorang yang disertai menaruh belas kasih.

Pengertian tentang cinta dikemukakan oleh Dr.Sarlito.W.Sarwono, dikatakan bahwa cinta memiliki 3 unsur, yaitu :

1. Keterikatan : 
adanya perasaan untuk hanya bersama dia,segalanya diprioritaskan untuk dia dan tidak mau dengan yang lain kecuali dengan dia.

2. Keintiman : 
adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah lakuyang menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.

3. Kemesraan : 
adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen saat jauh atau lama tak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.

Didalam kitab suci Al Quran ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi dalam jiwa manusia. Cinta memiliki 3 tingkatan, yaitu :

1. Cinta tingkat tinggi : cinta kepada Allah, Rasulullah, dan berjihad dijalan Allah
2. Cinta tingkat menengah : cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami, dan kerabat.
3. Cinta tingkat rendah : cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.

B. Pengertian Kasih Sayang

Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.

C. Kemesraan

Kemesraan berasal dari kata mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam.

D. Pemujaan

Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam komunikasi ritual.

E. Belas Kasihan

Dalam surat Yohanes dijelaskan ada 3 macam cinta, yaitu :

1. Cinta Agape : cinta manusia kepada Tuhan.
2. Cinta Philia : cinta kepada ibu/bapak (orang tua) dan saudara.
3. Cinta Erros : cinta antara pria dan wanita.

Cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta philia. Cinta sesame ini diberikan istilah belas kasihan untuk membedakan antara cinta kepada orang tua, pria-wanita, cinta kepada Tuhan. Dan cinta ini bukan karena cakapnya, cantiknya, kayanya, melainkan karena penderitaannya.

Sumber : Modul IBD . Gunadarma