Selasa, 15 November 2011

Manusia dan Tanggung Jawab


A.      Pengertian Tanggungjawab
Tanggungjawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Bertanggung jawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggungjawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggungjawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggungjawab.

Tanggungjawab dapat dilihat dari dua sisi, yaitu :
·         Sisi pihak yang berbuat
·         Sisi kepentingan pihak lain

Tanggungjawab adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian pada pihak lain.

Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui :
·         Pendidikan
·         Penyuluhan
·         Keteladanan
·         Takwa terhadap Tuhan.

B.      Macam-Macam Tanggungjawab :
1.      Tanggungjawab terhadap diri sendiri
2.      Tanggungjawab terhadap keluarga
3.      Tanggungjawab terhadap masyarakat
4.      Tanggungjawab terhadap bangsa/negara
5.      Tanggungjawab terhadap Tuhan

C.      Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggungjawab berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya.

Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.


Sumber : Modul IBD, Gunadarma

Manusia dan Pandangan Hidup


A.      Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan hidup bersifat kodrati karena menentukan masa depan seseorang.

Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.      Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2.      Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu negara.
3.      Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Unsur-unsur dari pandangan hidup, yaitu :
1.      Cita-Cita
Cita-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Cita-cita dapat juga diartikan sebagai pandangan masa depan atau pandangan hidup yang akan datang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mencapai cita-citanya, yaitu :
·         Manusia yang memiliki cita-cita.
·         Kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya.
·         Seberapakah tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.

2.      Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan hukum Tuhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang adalah :
·         Faktor Pembawaan
·         Faktor Lingkungan
·         Faktor Pengalaman

3.      Usaha/Perjuangan
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.

4.      Keyakinan/Kepercayaan
Keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu :
·         Aliran Naturalisme
Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada. Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib atau kekuatan yang berasal dari Tuhan.

·         Aliran Intelektualisme
Aliran intelektualisme berdasarkan pada akal/logika manusia.

·         Aliran Gabungan
Aliran gabungan berdasarkan pada kekuatan gaib (kekuatan yang berasal dari Tuhan) dan juga akal.

5.      Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik, yaitu :
·         Mengenal
·         Mengerti
·         Menghayati
·         Meyakini
·         Mengabdi
·         Mengamankan


                   Sumber : Modul IBD, Gunadarma




Manusia dan Keadilan


A.      Pengertian Keadilan
Keadilan adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Atau dengan kata lain keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

Keadilan menurut para tokoh, seperti :
1. Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
2. Keadilan menurut Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
3. Keadilan menurut Socrates adalah keadilan akan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik.
4. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya.

B.      Macam-Macam Keadilan
1.      Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Pendapat ini disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal.
2.      Keadilan Distributive
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally).
3.      Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat.

C.      Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan, dan niat.

D.     Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak sama benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya atau orang tersebut sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Ditinjau dari hubungan dengan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu :
Ø  Aspek Ekonomi
Ø  Aspek Kebudayaan
Ø  Aspek Peradaban
Ø  Aspek Teknik

E.      Pemulihan Nama Baik
Nama baik adalah tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Yang dimaksud dengan tingkah laku atau perbuatan, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama, dan sebagainya. Pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya, bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak yang baik.

F.       Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa atau tingkah laku yang seimbang. Mempertahankan hak dan kewajiban adalah sebuah pembalasan.



Sumber : Modul IBD, Gunadarma 

Manusia dan Penderitaan


A.      Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita yang artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Kata derita sendiri berasal dari bahasa sansekerta dhra yang artinya menahan atau menanggung. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia bisa berupa penderitaan lahir, batin atau lahir dan batin. Suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.

B.      Macam-Macam Kasus Penderitaan
1.      Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang dapat menimbulkan penderitaan.
2.      Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Kekalutan mental itu sendiri adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala awal bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
Ø Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam, dan nyeri pada lambung.
Ø Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
Ø Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
Ø Usaha mempertahankan diri dengan cara negative.
Ø Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental adalah :
Ø Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
Ø Terjadinya konflik sosial budaya
Ø Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya ke arah yang positif dan negatif. Positif seperti trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebagai usaha agar tetap survey dalam hidup. Sedangkan negatif seperti trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
Ø  Agresi
Ø  Regresi
Ø  Fiksasi
Ø  Proyeksi
Ø  Identifikasi
Ø  Narsisme
Ø  Autisme
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
Ø  Kota-kota besar
Ø  Anak-anak muda usia
Ø  Wanita
Ø  Orang yang tidak beragama
Ø  Orang yang terlalu mengejar materi
Penderitaan manusia juga dapat diperinci sebagai berikut :
Ø  Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Ø  Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan.


Sumber : Modul IBD, Gunadarma