Jumat, 17 Mei 2013

Hubungan Interpersonal


Hubungan Interpersonal yaitu ketika kita berkomunikasi dengan seseorang, kita tidak hanya menyampaikan isi pesannya saja melainkan menentukan kadar hubungan interpersonalnya.

Menurut psikologi komunikasi, semakin baik hubungan interpersonal seseorang maka semakin terbuka seseorang itu untuk mengungkapkan dirinya, semakin cermat dalam persepsinya tentang dirinya dan orang lain, serta semakin efektifnya komunikasi diantara komunikan.

A.                Model - Model Hubungan Interpersonal
1.     Model Pertukaran Sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.
Thibault dan Kelley menyimpulkan pertukaran sosial sebagai berikut : “ Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.” 

2.    Model Peranan
Model peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Setiap orang harus memerankan peranannya sesuai naskah yang dibuat oleh masyarakat dan hubungan interpersonal berkembang baik jika setiap individu bertindak sesuai perannya.

3.   Model Interaksional
Model interaksional memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat struktural, integrative, dan medan.
Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi, dan pelaksanaan peranan.

B. Cara Memulai Hubungan
-         Pembentukan Kesan Dan Ketertarikan Interpersonal Dalam Memulai Hubungan
a.    Pembentukkan
Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan. Menurut Charles R. Berger, tahap ini dikelompokkan kedalam tujuh kategori, yaitu :
1.     Informasi dan demografis
2.    Sikap dan pendapat
3.   Rencana yang akan datang
4.  Kepribadian
5.   Perilaku pada masa lalu
6.   Orang lain
7.   Hobi dan minat

b.    Peneguhan Hubungan
Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, maka diperlukan tindakan-tindakan untuk memelihara keseimbangan.

Dalam memelihara keseimbangan terdapat empat faktor, yaitu :
1.     Keakraban
2.    Control
3.   Respon yang tepat
4.  Nada emosional yang tepat

c.  Intimasi dan Hubungan Pribadi
Hubungan intim merupakan sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitive serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.

Intimasi juga adalah salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim daripadahubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangandalam hubungan yang dekat (intim).

Dalam interaksi antar individu, biasanya ada daya tarik yang menjalin sebuah hubungan yang intim. Adapun beberapa bentuk hubungan intim, yaitu sebagai berikut :

      1.    Persaudaraan
Hubungan intim ini didasarkan pada hubungan darah. Hubungan intim interpersonal dalam persaudaraan terdapat hubungan inti seperti dalam keluarga kecil. Pada persaudaraan itu didalamnya terkandung proximitas dan keakraban.

      2.    Persahabatan
Persahabatan biasanya terjadi pada dua individu yang didasarkan pada banyak persamaan. Utamanya persamaan usia. 

Hubungan intim dalam persahabatan tidak hanya sekedar teman, lebih dari itu diantara mereka terjalin interaksi yang sangat tinggi sehingga mempunyai kedekatan psikologis.

Biasanya dalam terjalinnya persahabatan karena mereka sering bertemu, merasa bebas membuka diri, bebas menyatakan emosi, dan saling tergantung satu sama lain.

      3.    Percintaan
Persahabatan antar pria dan wanita bisa menimbulkan benih-benih cinta sehingga akhirnya saling jatuh cinta, hal itu disebabkan karena dua individu itu merasa sebagai pasangan yang potensial seksual.


d. Intimasi dan Pertumbuhan
Hal yang mempengaruhi keintiman itu tumbuh adalah cinta. Dan keintiman tidak akan tumbuh jika tidak ada cinta. Keintiman adalah proses menyatakan siapakah kita sebenarnya kepada rang lain, keintiman juga suatu kebebasan menjadi diri sendiri. Dan keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim.

Namun banyak respon alami kita adalah menolak untuk terbuka terhadap pasangan karena beberapa hal, yakni :

1.     Tidak mengenal dan menerima siapa diri kita secara utuh.
2.    Tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan menuju pernikahan.
3.   Tidak mempercayai pasangan dalam memegang rahasia.
4.  Kita dibentuk menjadi seseorang yang berkepribadian tertutup.
5.   Memulai hubungan atau pacaran bukan dengan cinta yang tulus.

Sumber :



Sumber Gambar :

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan


A. Konsep Penyesuaian Diri


Kita manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup sendiri karena kita akan saling membutuhkan satu sama lain. Maka dalam kehidupan seringkali kita dihadapkan dalam kondisi-kondisi yang baru dimana kita diharuskan menyesuaikan diri kita dengan lingkungan yang baru tersebut. Sebagai manusia kita sering diminta agar mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi agar memudahkan kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tapi tahukah kita apa itu menyesuaikan diri? Apa itu adaptasi? Dan apa perbedaan dari penyesuaian diri dan adaptasi?

Penyesuaian diri (adjustment) merupakan suatu istilah yang sulit dijelaskan karena penyesuaian diri (adjustment) mengandung banyak arti. Penyesuaian dapat dilihat dari 3 sudut pandang, yaitu :

a.        Penyesuaian Diri sebagai Bentuk Adaptasi
Penyesuaian diri disamakan dengan adaptasi yang merupakan suatu proses dimana organisme yang agak sederhana mematuhi tuntutan-tuntutan lingkungan.
Penyesuaian diri sebagai bentuk adaptasi lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, dan biologis.

b.        Penyesuaian Diri sebagai Bentuk Konformitas
Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas terhadap norma memaknai penyesuaian diri individu sebagai usaha konformitas yang menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk selalu menghindar dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, emosional maupun sosial.

c.         Penyesuaian sebagai Usaha Penguasaan
Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respon dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi.
Maka dari penjelasan diatas Schneiders menyimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha individu agar berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik-konflik serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan, antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada.
    
B. Pertumbuhan Personal



Manusia mengalami yang namanya proses tumbuh dan berkembang. Semenjak lahir sampai tua, kita mengalami pertumbuhan. Sebagai manusia yang normal dan sehat, akan mengalami proses pertumbuhan yang normal pula.

Pertumbuhan sendiri adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang normal.

Setiap individu mengalami pertumbuhan yang berbeda-beda. Sehingga mempengaruhi seseorang dalam proses menyesuaikan diri.

-        Penekanan Pertumbuhan Diri
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.

-        Variasi Dalam Pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau diluar dirinya.

-        Kondisi - Kondisi Untuk Bertumbuh
Struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukan bahwa gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.

Jadi jika kondisi-kondisi tubuh itu berfungsi dengan baik, maka proses pertumbuhannya pun akan berjalan dengan baik. 


Sumber :

Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Kanisius : Jakarta




Sumber Gambar :